Monday, January 25, 2016

Menyaksikan Gerhana Matahari 9 Maret 2016 di Banjarmasin

Persiapan menyambut Fenomena Gerhana Matahari Total yang melintas 9 Maret 2016 mulai terasa di negeri Indonesia. Fenomena langka ini telah dimanfaatkan pemerintah sebagai sarana menjual dunia pariwisata Indonesia untuk wisatawan asing dan domestik. Hotel-hotel di Indonesia yang terpapar Gerhana Matahari Total bahkan sudah banyak yang menerima pesanan kamar untuk tahun 2016.

Wilayah Paparan Gerhana Matahari Total meliputi :
Palembang, Bengkulu, Bangka Belitung
(1 menit 52 detik - 2 menit 8 detik)
Balikpapan, Sampit, Palangkaraya, Amuntai
(1 menit 9 detik - 2 menit 29 detik)
Luwuk, Palu, Poso, Ternate, Halmahera, Tidore, Maba
(1 menit 36 detik - 2 menit 50 detik)

Sementara yang berada di luar jalur selebar 155 km akan menikmati gerhana sebagian :
Padang 95,43%
Jakarta 88,76%
Bandung 88,76%
Yogyakarta 81,67%
Surabaya 83,08%
Denpasar 76,53%
Pontianak 92,96%
Manado 96,66%
Makassar 88,54%
Ambon 86,90%
Kota-kota lainnya mengalami Gerhana sebagian dengan persentase penutupan cakram matahari oleh bundaran Bulan bervariasi mulai dari 60% hingga 98%.

Lho... Kota Banjarmasin ga ada?! Ada kok, untuk wilayah kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin dan sekitarnya akan kebagian Gerhana Matahari dengan penutupan 98% alias nyaris sempurna, sementara Amuntai Kalimantan Selatan cukup beruntung dengan penutupan maksimal 100%.

gerhana matahari total banjarmasin
Secara Umum GMT di Indonesia dimulai pagi hari pada pukul 06.20 WIB, 07.30 WITA atau 08.50 WIT (Tergantung lokasinya). Gerhana Matahari di kota Banjarmasin mulai terlihat pada ± pukul 07.20 dan fenomena ini akan berakhir pada pukul 09.35. Untuk menyaksikannya warga Banjarmasin perlu mencari lokasi yang memiliki arah pandangan ke Timur yang tidak terhalang pohon atau bangunan karena posisi Matahari masih belum terlalu naik dari atas horizon.

Pemerintah tahun depan berniat tak ingin mengulang "Pembodohan massal" waktu GMT 11 Juni 1983. Saat itu, pemerintah melarang masyarakat melihat gerhana karena ketakutan akan dampak kebutaan. Masyarakat wajib tinggal di rumah, menutup seluruh celah sinar Matahari yang bisa masuk ke rumah, bahkan harus bersembunyi di kolong meja. Hewan-hewan di beberapa kebun binatang turut ditutup matanya. Saat itu gerhana matahari memang menjadi hal menakutkan.

Namun jangan sampai eforia keterbukaan ilmu pengetahuan ini menyebabkan kita lalai. Gerhana matahari tetap saja berbahaya walaupun tak se"lebay" tahun 1983. Ketika terjadi fase gerhana matahari total Bulan akan menutupi seluruh permukaan matahari. korona (lapisan paling luar matahari) akan terlihat indah berwarna-warni. Mata dapat menatap ke arah matahari se cara langsung dengan segala keindahannya yang langka tanpa pengaman. Memang betul, Gerhana Matahari Total bisa diamati dengan mata telanjang, namun, melihat GMT tanpa pelindung mata hanya diperbolehkan DENGAN CARA KHUSUS.

Secara sederhana proses GMT melewati 5 tahapan yaitu (1) Kontak pertama - (2) Sabit pertama - (3) Total - (4) Sabit akhir - (5) Kontak akhir. 5 fase ini hanya dialami oleh wilayah yang terpapar Gerhana Total seperti : Palembang, Bengkulu, Bangka Belitung, Balikpapan, Sampit, Palangka, Amuntai, Luwuk, Palu, Poso, Ternate, Halmahera, Tidore, Maba. Sementara wilayah lain yang mengalami gerhana matahari sebagian hanya melewati proses maksimum sabit.

WILAYAH GERHANA TOTAL

Perlu diperhatikan bagaimana cara yang aman untuk mengamati gerhana dengan mata telanjang, yaitu saat matahari mulai tertutup bulan dan kondisi langit perlahan menjadi gelap. Mata bisa secara langsung menatap ke gerhana matahari pada fase total atau ketika sinar matahari benar-benar tertutup oleh bulan (100%), Fase Total ini hanya aman berlangsung selama beberapa menit (sangat singkat). Bahaya terjadi saat bayangan piringan Bulan bergeser dari piringan Matahari. Para ahli menyarankan untuk segera melepaskan pandangan setelah melihat sekilas ke arah matahari karena pergeseran bulan menutupi matahari sangat bahaya dan cukup cepat.

Apa yang dialami mata telanjang saat Gerhana terjadi? Ketika fase puncak gerhana, cahaya di sekitar alam menjadi redup, pupil mata akan membesar. Saat Bulan telah bergeser keluar dari piringan Matahari, mata sangat sensitif terhadap sinar UV, 1% saja permukaan matahari yang terlihat dari bumi sinar UV akan langsung terpapar mata tanpa sempat pupil kita bereaksi. Matahari yang sudah terbuka oleh bulan meski 99% atau walau hanya berbentuk sabit sudah memiliki cukup energi untuk membutakan kita.

WILAYAH GERHANA SEBAGIAN

Melihat gerhana matahari dengan cara Mata Telanjang hanya boleh pada saat bulan menutupi matahari se cara total (bukan sebagian). Yang menjadi persoalan adalah, untuk wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya (Kecuali Amuntai) gerhana matahari yang terjadi tidak 100% alias hanya sebagian (98%).

Pada saat cahaya redup oleh penutupan Bulan, pupil mata membuka tetapi cahaya UV yang masuk masih terlalu banyak untuk mata telanjang. Itu sangat berbahaya karena kamu akan menatap langsung gerhana matahari yang setengah atau cincin. Kekuatan cahayanya sama dengan ribuan x bulan purnama. sangat terang dan mampu merusak mata telanjang yang menatapnya. Akibatnya mata bisa rusak sementara atau bahkan permanen. Lebih-lebih jika melihat melalui teropong, kamera atau instrumen optik lain yang tidak dimodifikasi, karena lensa memusatkan cahaya dan sangat meningkatkan bahaya.

Pada prinsipnya saat gerhana sebagian, secara alami mata akan akan menolak untuk melihatnya (merasa silau), artinya jangan dipaksakan untuk melihat matahari secara langsung. Cara melihatnya jangan terlalu fokus karena saat itu matahari tidak semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata. Meskipun permukaan matahari (fotosfer) sebagian tertutup oleh Bulan, kondisi ini tetap sangat berbahaya bagi mata jika kita menatap gerhana tanpa alat khusus.

Para ahli mata memperingatkan penghobi selfie, memotret disaat gerhana matahari dengan menggunakan smartphone dapat menimbulkan resiko kebutaan. The College of Optometrists juga mengatakan jika seseorang yang melakukan foto selfie dengan melihat langsung ke matahari akan dapat menimbulkan dampak kerusakan mata.

CARA AMAN MENYAKSIKAN GERHANA MATAHARI

Ada banyak cara agar dapat melihat fenomena gerhana matahari. Cara terbaik untuk keamanan ini tentu dengan menggunakan pelindung khusus berupa kacamata gerhana, dimana sinar matahari dapat difilter saat pengamatan. Gunakan kacamata khusus dengan filter yang telah diakui, misalnya filter Solar Viewing Mylar yang di jual di toko astronomi. Bisa juga menggunakan kacamata LAS dengan tingkat kegelapan nomor 14 yang tersedia di toko-toko material.

Saat matahari tertutup total dan langit menjadi gelap, filter yang melindungi mata bisa dilepas. Keindahan gerhana matahari total bisa disaksikan langsung dengan mata. Namun harus diingat, jangan terlalu lama menatap karena durasi gerhana matahari total ini hanya 2 sampai 3 menit saja. Setelah itu matahari akan terbuka dan sinarnya kembali memacar kuat. Saat matahari mulai terbuka inilah filter mata harus dipakai kembali agar cahaya matahari tidak merusak retina. Cara lain adalah melihat fenomena gerhana matahari tersebut diatas bayangan air baik di kolam maupun di ember air. Sekian

By : Zaki ( @Jogja_Uncover )
Protected by Copyscape Unique Content Checker